Langsung ke konten utama

Signalkepri

Peran MTQ Untuk Mengembangkan Dan Membumikan Al Quran Di Tengah Masyarakat, Mahdi Mewakili Keuchik desa Rheum barat.

Signalkepri.com 22Desember 2024 Mahdi ketua Tuhapeut Desa Rheum barat mewakili PJ Keuchik Desa rheum barat menyampaikan bahwa Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) merupakan ajang yang penting untuk umat Islam, dalam hal menjaga Al Quran sesuai dengan konteks kekinian. Mahdi menambahkan MTQ juga berperan untuk mengembangkan pemahaman dan membumikan Al Quran di tengah masyarakat, terutama bagi umat Islam, MTQ didesa Rheum Barat ini kita jadikan ajang untuh melatih keberanian Anak kita di desa ini agar berani tampil  didepan Masyarakat. MTQ memiliki dimensi yang luas sehingga bisa berperan untuk lintas sektor.MTQ ini bukan hanya keagamaan tapi juga politik, ekonomi, sosial, peradaban. MTQ ini juga untuk menjaga Al  Quran, ayat keilmuan maupun nilai seninya. Mahdi dalam sambutannya. PJ Keuchik Desa Rheum barat memiliki komitmen untuk mengembangkan bakat anak yang  berprestasi untuk mejdikan mereka sebagai Generasi yang Qurani di desa Rheum Barat nantinya, M...

Tgk Sayuti Membangun Aceh tidak akan berhasil bila dilakukan hanya oleh sekelompok orang, namun harus dengan melibatkan semua unsur dari Masyarakat Aceh


Signalkepri.com
Pidie Jaya 12 Desember 2014
Pendiri Lembaga Aceh Bersatu Tgk Sayuti Berpendapat.

Dalam rangka membangun Aceh yang bersyariat memerlukan semangat nasionalisme 
cinta akan nilai keagamaan yang tinggi seperti menghadapi kebodohan dan buta terhadap 
pengetahuan, baik itu pengetahuan agama maupun pengetahuan umum. Hal ini karena kearifan 
local yang harus diterapkan agar dapat menyentuh semua kepentingan yang sesuai denan julukan Aceh yang bersyariat.

Oleh karena itu segenap potensi untuk menggerakkan perangkat yang 
berkaitan Aceh Bersyariat kita bergerak bersama-sama mengisi pembangunan menuju Aceh 
sebagai Wilayah yang bersyariat..
Kemajuan Aceh sebagai Daerah bersyariat yang akan datang, tidaklah mampu diujutkan oleh 
seorang kepala daerah seperti Gubernur, tapi sangat tentukan oleh perangkat pendukung sehinga 
Aceh menjadi Daerah bersyariat akan terwujud.

Sangat penting juga dalam menentukan arah 
kemajuan adalah spirit dan kebersamaan antar sesama Masyarakat, sehingga perilaku yang 
menyimpang bisa terkontrol dengan sendirinya dan dapat dicegah lebih dini agar perilaku yang 
menyimpang terhindari.

Di sisi lain kata Tgk Sayuti, kita perlu juga melihat bahwa mekanisme pelaksanaan program 
harus mampu melahirkan suasana yang sesuai dengan Aceh yang berpredakat sebagai Daerah 
yang bersyariat, hal ini penting diperhatikan agar kita tidak terbelenggu oleh kepentingan 
individu dan kalangan elit saja, tapi kita harus berfikir luas agar program yang dicanangkan 
menyentuh kepentingan Masyrakat yang berdiam di Daerah Aceh. 

Dengan demikian Kata Tgk Sayuti semangat perlu melakukan reorientasi, dimana Aceh tidak hanya sebagai penguatan identitas daerah saja, namun juga harus mampu berkontribusi dalam 
mewujudkan tata masyarakat yang adil dan sejahtera, serta bermartabat.

 Oleh karena itu dalam 
rangka mewujudkan Aceh yang Bersyariat perlu menggali dan mensosialisasikan perjalanan 
sejarah Tentang Aceh itu sendiri. 
Bahwa semangat membentuk dan menjadikan Aceh Sebagai Daerah yang Bersyariat harus menjadi kesadaran warga Masyarakat Aceh, Proses menjadikan Aceh Daerah yang  Bersyariat sudah berlangsung lama, ini merupakan membentuk kesadaran dari tokoh dan 
cendikiawan yang ada di Aceh.

Lembaga Pegajian (TPA,TPQ, Dll) banyak terdapat di Aceh. Bukan hanya masyarakat 
dewasa yang melakukan kegiatan pengajian, akan tetapi juga para anak-anak. Mereka 
belajar di lembaga-lembaga pengajian seperti lembaga pengajian Taman Pendidikan AlQuran dan lembaga pengajian lainnya yang bersifat keagamaan. 

Lembaga Balai Pengajian di Aceh, yang selama ini sangat aktif memberikan ilmu agama 
dan membimbing para anak masyarakat, yaitu anak usia dini, usia remaja, usia sekolah 
bahkan seusia mahasiswa.

Lembaga Pendidikan Formal (PAUD/TK, SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MAN) yang 
berada di Aceh, selalu dan turut aktif memberikan ilmu agama oleh gurunya kepada 
siswanya. Dimana pada awal jam pertama pelajaran, mereka diwajibkan belajar hafal 
alquran, do’a sehari-hari, serta pembekalan tentang Ilmu Tahid, Fikih dan Tasawuf.

Meberi julukan Aceh Daerah bersyariat, perlu adanya langkah strategis yang dapat kita lakukan 
secara bersama-sama, diantaranya: 
1. Mengadakaan dan meningkatkan kegiatan pengajian rutin bulanan/ mingguan kepada 
masyarakat di setiap desa 
2. Mengadakan dan meningkatkan kegiatan pengajian rutin bulanan/ mingguan di kantorkantor maupun Rumah sakit 
3. Mengadakaan dan meningkan kegiatan pengajian setiap hari di sekolah umum/agama 20 
menit pada awal jam pertama pelajaran, selain pembelajaran pendidikan agama kurikulum 
sekolah.
4. Mengadakaan dan meningkatkan kegiatan Ceramah rutin 15 menit sebelum Shalat 
berjamaah di instansi BUMN, BUMD dan instansi lainnya yang ada di daerah Aceh.

Kegiatan pengajian tersebut diatas, sebenarnya sudah berjalan di beberapa desa, kantor 
pemerintahan, puskesmas dan lai-lain di Aceh, Namun ada juga Desa dan instansi yang belum 
berjalan secara maksimal bahkan ada juga desa dan instansi yang belum melakukan sama sekali 
kegiatan tersebut. 

Oleh karena itu, untuk kelancaran kegiatan tersebut perlu adanya kerja sama baik pemerintah, 
dalam hal ini, bupati, polres dan kodim dibantu oleh camat, polsek, danramil, geusyiek serta kaur, 
maupun masyarakat untuk melakukan serta mendukung dan mengawasi kegiatan tersebut.
Adapun mekanisme pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cara:

1. Adanya terjun tangan Gubernur, Bapak Bupati, Aparatur Pemerintahan Polres dan Kodim 
untuk mengeluarkan Surat Edaran resmi yang memeritahkan “wajib adanya pengajian dan 
Ceramah Rutin” tersebut baik di desa, instansi pemerintah.

2. Bapak Gubernur, Bapak Bupati, Polres dan Kodim menugaskan bawahannya masingmasing (bapak camat, kapolsek dan danramil) untuk terus mengawasi dan mendorong 
masyarakat untuk diadakan kegiatan tersebut.

3. Bapak Gubernur, Bapak Bupati, Polres dan Kodim menugaskan bawahannya masingmasing (bapak camat, kapolsek dan danramil) menugaskan bawahannya untuk Menjadi  Penceramah secara bergiliran bersama Masyarakat sampai ketingkat Desa.

UNTUK MENUNJANG HAL TERSEBUT 
Konsep Aceh Hebat dalam bingkai syariat merupakan konsep dengan sistem standarisasi 
pendidikan nonformal melalui lembaga IMAM di Aceh, Dengan sistem berjenjang mulai dari 
TKQ yang berumur 4 hingga 6 tahun, anak dikelas tersebut pelajarannya tentang huruf dan tata 
cara baca Alqur'an dengan benar dan baik serta belajar doa doa pendek.
Diumuran yang ke 7 hingga 9 tahun, dia sudah memasuki jenjang TPQ dan anak seumuran ini 
sudah bisa mencoba Alqur'an dan sudah menghafalkannya surah surah pendek, hafal doa doa 
pendek serta diajarkannya hukum hukum bersuci.

Dikala umuran sudah sampai 10 hingga 12 tahun, ini sudah memasuki jenjang MDI, disini 
mereka akan menghafal al-qur'an 1 juz ataupun perjuz, sehingga targetnya diumuran anak yang 
ke 12 tahun, minimal dia sudah menghafal 12 juz.

Kalau anak umur 12 tahun sudah menghafal 12 juz, maka bisa dipastikan dikala umur sudah 
mencapai 15 tahun maka sudah menghafal 30 juz surah Alqur'annya.
Maka nantinya, anak anak kita disaat sudah sampai baliq, maka sudah menghafal alqur'an dan 
anak aceh akan jadi alqur'an " berjalan ", bayangkan kalau perdesa ada 10 anak yang kita didik 
dengan sistem atau konsep ini maka Aceh akan melahirkan 70.000 atau bahkan lebih hafiz 
Alqur'an nantinya setiap tahun.
Semoga konsep ini bisa menjadi solusi, insyaAllah Aceh akan hebat dan bermartabat, jika 
nantinya diikuti oleh kabupaten/kota lainnya maka akan menjadi Aceh hebat.

Memang tidak mudah untuk melakukan hal tersebut, maka dari itu kita sama sama peduli 
terhadap generasi aceh dengan ikut menyumbang pemikiran dan tenaga dalam tujuan 
mencerdaskannya ungkap Tgk Sayuti. mn

Komentar